Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu komoditas buah
tropis primadona ekspor Indonesia, hal ini dapat dilihat dari ekspor
buah-buahan Indonesia didominasi komoditas manggis, yaitu pada tahun
2006. Buah bernama Latin Garcinia mangostana L. ini termasuk famili Guttiferae
dan merupakan spesies terbaik dari genus Garcinia. Manggis termasuk
buah eksotik yang sangat digemari oleh konsumen, baik di dalam maupun
luar negeri, karena rasanya yang lezat, bentuk buah yang indah, dan
tekstur
daging buah yang putih halus. Tidak jarang jika manggis mendapat
julukan Queen of tropical fruit (Ratunya Buah-buahan Tropik). Pada umumnya masyarakat memanfaatkan tanaman manggis karena buahnya yang
menyegarkan dan mengandung gula sakarosa, dekstrosa, dan levulosa.
Komposisi bagian buah yang dimakan per 100 gram meliputi 79,2 gram air,
0,5 gram protein, 19,8 gram karbohidrat, 0,3 gram serat, 11 mg kalsium,
17 mg fosfor, 0,9 mg besi, 14 IU vitamin A, 66 mg vitamin C, vitamin B
(tiamin) 0,09 mg, vitamin B2 (riboflavin) 0,06 mg, dan vitamin B5
(niasin) 0,1 mg. Kebanyakan buah manggis dikonsumsi dalam keadaan segar,
karena olahan awetannya kurang digemari oleh masyarakat.
Selain buah, kulit buah manggis juga dimanfaatkan sebagai pewarna alami
dan bahan baku obat-obatan. Kulit buah mengandung senyawa xanthone yang
meliputi mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostenon B,
trapezifolixanthone , tovophyllin B,
alfa mangostin, beta mangostin, garcinon B, mangostanol, flavonoid
epicatechin, dan gartanin. Senyawa tersebut sangat bermanfaat untuk
kesehatan. Senyawa xanthone tersebut hanya dihasilkan dari genus
Garcinia. Di luar negeri kulit buah manggis sudah dibuat kapsul yang
digunakan untuk suplemen diet, antioksidan, dan antikanker.
Sudah banyak orang yang telah merasakan khasiat kulit manggis sehingga karena keajaibannnya di sebut amazing juice, bisa kita buktikan dengan teori sederhana yaitu makan buahnya dan buang
kulitnya ke tempat sampah setelah 3 bulan atau setahun kita lihat
kembali kulit manggis yang kita buang ke tempat sampah maka akan tetap
utuh dan tidak busuk maka para ahli meneliti kenapa kulit manggis tidak
busuk sewaktu di buang di tempat sampah ternyata dalam kulit manggis
mempunyai khasiat anti bakteri dan jamur sehingga kulitnya tetap utuh
sebagaimana hasil dari penelitian para ahli di bawah ini .
Dalam paparannya, Prof. Sidik juga menjelaskan aspek farmakologis dari
tanaman manggis yang diperoleh dari sejumlah penelitian. Kulit buah
manggis diketahui mempunyai daya antimikroba terhadap beberapa jenis
bakteri.
“Kulit buah manggis juga bersifat antijamur,” ujarnya. Aktivitas
antijamur hasil isolasi beberapa xanton (salah satu jenis zat warna
pada manggis) yang berasal dari kulit buah manggis dan beberapa derivat
mangostin terhadap jamur Fusarium oxysporum
f. sp. Vasinfectum, Alternaria tenuis, dan Drechela oryzae dapat menghambat pertumbuhan semua jamur tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan, ekstrak kulit manggis mempunyai
aktivitas melawan sel kanker meliputi breast, liver, dan leukemia.
Selain itu, juga digunakan untuk antihistamin, antiimpflamasi, menekan
sistem saraf pusat, dan tekanan darah, serta antiperadangan. Kulit buah
juga mengandung antosianin seperti cyanidin-3-sophoros ide, dan
cyanidin-3-glucosid e. Senyawa tersebut berperan penting pada pewarnaan
kulit manggis. Kulit buahnya mengandung senyawa pektin, tanin, dan resin
yang dimanfaatkan untuk menyamak kulit dan sebagai zat pewarna hitam
untuk makanan dan industri tekstil, sedangkan dan getah kuning
dimanfaatkan
sebagai bahan baku cat dan insektisida. Efek biologi & farmakologi
Rebusan
kulit buah manggis mempunyai efek antidiare. Buah manggis muda memiliki
efek speriniostatik dan spermisida. Ekstrak (n-heksana dan etanol)
manggis memiliki tingkat ketoksikan tertentu pada penggunaan metode uji
Brine Schrimp Test (BST). Dari hasil penelitian dilaporkan bahwa alfa
mangostin (1,3,6-trihidroksi- 7-metoksi- 2,8-bis (3metil-2-butenil)
-9H-xanten- 9-on) hasil isolasi dari kulit buah manggis mempunyai
aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Dari hasil studi farmakologi
dan biokimia dapat diketahui bahwa alfa mangostin secara kompetitif
menghambat tidak hanya reseptor histamin H, mediator kontraksi otot
lunak tetapi juga epiramin yang membangun tempat reseptor H1 pada sel
otot lunak secara utuh.
Mangostin merupakan
tipe baru dari histamin. Toksisitas pemberian ekstrak daun muda terhadap
mencit bunting dengan dosis 500,
1000, dan 1500 mg/kg BB menunjukkan efek pada fetus berupa penurunan
berat badan, terjadinya perdarahan pada fetus, dan adanya perubahan
jaringan hati fetus seperti nekrosis pada sel hepar, tetapi tidak
terjadi kelainan perkembangan dan aborsi. Ekstrak daun manggis dengan
berbagai dosis dapat mengurangi jumlah sel spermatid, terjadi penambahan
jumlah spermatozoa abnormal, dan lambatnya gerak maju spermatozoa
mencit.
Ekstrak kulit buah yang larut dalam petroleum eter ditemukan dua senyawa
alkaloid. Kulit kayu, kulit buah, dan lateks kering Garcinia mangostana
mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit
yaitu alfa-mangostin dan mangostin yang berhasil diisolasi. Mangostin
merupakan komponen utama sedangkan mangostin merupakan konstituen minor.
Ditemukan metabolit baru yaitu 1,3,6,7-tetrahidrok si-2,8-di
(3-metil-2butenil) xanton yang diberi nama a-mangostanin dari kulit buah
Garcinia mangostana.
Tetapi menurut Liska Yunitasari dalam bukunya Gempur 41 Penyakit
dengan Buah Manggis, Anda harus tetap berhati - hati karena kulit buah
manggis mengandung kadar resin, tanin, serat kasar, dan komponen lainnya
yang tidak dapat dicerna tubuh pada kadar tinggi.
Beberapa kasus
dapat muncul akibat mengkonsumsi kulit buah manggis dalam bentuk tepung
tanpa perlakuan yang baik, seperti gangguan pada ginjal dan usus serta
pada organ tubuh lainnya.oleh karena itu sebaiknya manggis dibuat layaknya juz.... atau dengan XAMTHONE jus manggis yang langsung dapat di konsumsi dengan aman
by. Herba Palembang 07115488547
# dikutip dari berbagai sumber